Sebutlah sekolahpintar.com, situs yang menyediakan video berbagai ilmu praktis yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Sebut saja ilmu praktis bahasa asing, komputer, animasi, menjahit, membuat website dan sebagainya. Asiknya, mayoritas video ilmu praktis itu bisa dinikmati gratis! Hanya butuh koneksi internet yang mumpuni.
Pendirinya, Dian Martin dan Zeembry terinspirasi dari tempat kursus web mereka, Baba Studio yang mereka bangun sejak 2008 lalu. Awalnya kursus dilakukan konvensional, jadwal teratur yang pasti serta pertemuan tatap muka. Lama-lama, banyak murid absen karena bentrok dengan jam kerjanya, tempat kursus yang terbatas dan ada gap murid yang pintar dan kurang pintar.
"Kalau buka kelas kurus waktunya tak bisa seenaknya. Akhirnya saya buat hybrid learning, metode kursus dengan kursus online, learning offline. Jadi satu ruangan, jadwal fleksibel, satu guru untuk banyak murid. Satu kelas bisa belajar materi beda-beda, gurunya sama. Murid bisa masuk kapanpun mereka mau," tutur Dian Martin.
Dian ditemui di kantornya, Baba Studio, ITC Permata Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (30/4/2016) lalu. Ternyata, sistem yang disebutnya "hybrid learning" itu justru membuat tingkat kehadiran siswa meningkat. Peserta kursus di studionya mulai anak-anak di bawah 10 tahun hingga ibu-ibu berusia 60 tahun yang masih mau belajar membuat website.
"Tahun keempat kami meng-online kan sistem, tapi masih offline. Nah Maret tahun 2015 barulah kami mengonlinekan sistem kami," tutur Dian.
Inspirasinya, diakui Dian datang dari gerakan Indonesia Mengajar yang digagas Anies Baswedan, yang kini menjadi Mendikbud. Bila Indonesia Mengajar mengharuskan kehadiran di pelosok, maka Dian mengaku belum mampu menjadi guru di Indonesia Mengajar itu akhirnya terpacu untuk melakukan sesuatu bagi dunia pendidikan. Wujudnya, membagikan ilmu gratis melalui internet.
"Memasuki MEA kan bahasa Inggris dan komputer itu harus ya, tapi masih banyak yang belum bisa. Pula, materi-materi di sekolah pintar ini 90% gratis, dan sisanya materi premium, berbayar," tutur Dian.
Dian dan rekannya lantas membuat situs sekolahpintar.com. Situs ini, dia ibaratkan marketplace di bidang pendidikan. sekolahpintar.com juga menyediakan tim produksi video sendiri selain menerima materi video dari tempat kursus itu.
"Kami mengundang penyedia kursus lain untuk mengisi materi di sekolahpintar ini. Ada bahasa Inggris, desain grafis, website dll. Ciri-cirinya, kami menyedikan pelajaran yang meningkatkan skill praktis, materi yang bisa membuat orang itu naik jabatan atau mudah cari kerja," jelasnya.
Hingga kini ada sekitar 10 tempat kursus yang bekerja sama dengan sekolahpintar.com meliputi kursus bahasa, komputer, fashion, lembaga pelatihan bisnis, motivator, bimbingan belajar hingga lembaga psikologi untuk tes minat dan bakat.
"Ke depan, kami juga ingin kerjasama dengan yayasan dan lembaga homeschooling bila ingin membuat materi memakai platform kami, kami sediakan 100% free. Kami juga ingin mengundang orang-orang pintar di bidangnya yang ingin berbagi ilmu, silakan memakai platform kami," jelas pria ramah ini.
Mengenai materi kursus berbayar, Dian menjelaskan materi kursus itu biasanya untuk tingkatan advance, di mana pemakainya adalah para profesional yang ingin meng-upgrade kemampuannya dan sudah memiliki penghasilan.
"Prinsipnya begini, bila dari penyedia kursus memasukkan materi yang berbayar, maka kursus itu juga kami pasang berbayar. Bila penyedia kursus menyediakan materinya gratis, kami juga sediakan gratis. Materi berbayar satu materi itu Rp200 - 300 ribu, nah kami memotong untuk komisi 30%-nya pada penyedia kursus," jelas dia.
Dian Martin di ruang kursus (foto: Hany/detikcom)
|
Dengan materi berbayar pula, terjadi subsidi silang dengan materi kursus gratis yang merupakan ilmu dasar. Selain menerapkan subsidi silang, pihaknya juga menutupnya dengan menjual platform sekolahpintar ke instansi dan perusahaan. Maklum, sekolahpintar.com memiliki dan menyimpan server sendiri untuk menyimpan video materi kursusnya, tak ditayangkan dalam situs berbagi video.
Penampakan materi belajar di sekolahpintar.com (Dok Dian Martin)
|
"Jadi misalnya, bila perusahaan/instansi itu ingin karyawan atau anggotanya ingin memberikan pendidikan, mereka bisa pakai platform dan sarana kami," jelas dia.
Video materi kursus sekolahpintar.com ini ada pop up berupa quiz di tengah-tengah video. Cara ini untuk mengatasi rasa bosan dan me-review kembali materi kursus. Hingga kini, ada 15 ribu peserta kursus per hari yang mengakses kursus gratis, 10 persennya mengakses kursus berbayar melalui total 300-an video. 70 Persen peserta kursus berasal dari Jabodetabek, sisanya Surabaya, Medan dan 1-2 orang dari Papua. Peserta kursus juga dapat mendapatkan sertifikat dari lembaga kursus berizin Kemendikbud dengan melalui tahapan ujian.
Penampakan materi belajar dan quiz di sekolahpintar.com (dok Dian Martin)
|
"Lebih dari itu, niat kami ingin membagi ilmu gratis sebanyak-banyaknya, karena, seperti halnya pepatah "lebih baik memberi kail daripada ikannya". Memang benar, kalau membagi ilmu, itu setidaknya berdampak 2 generasi. Misal, kami membagi ilmu supaya orang itu bisa dapat pekerjaan, nah akhirnya dia bisa mencari nafkah buat diri sendiri dan keluarganya," tuturnya.
"Lagian, kami sangat percaya, tak pernah menemui orang berbagi itu bangkrut. Perusahaan di AS saja yang berusia 100-200 tahun bisa bangkrut, tapi kami tak pernah mendengar orang bangkrut karena berbagi dan banyak memberi," tutur Dian yang akan menggratiskan materi premium bidang IT pada 2-5 Mei 2016 dalam rangka Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ini. @Sumber:detik.com by @admin
0 comments:
Post a Comment